Rabu, 12 Juni 2013

Macaranga tanarius (L.) M.A biologi

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat TUHAN YANG MAHA ESA, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah serta kemuliaan-Nya Pemanfaatan tanaman ini  dalam keadaan darurat,kami dapat menyelesaikan tugas ini. Penyusunan tugas ini diajukan guna memenuhi salah satu syarat dalam memenuhi tugas mata pelajaran Biologi yang diberikan oleh Bpk.FIRDAUS FAHDI.
Adapun  tugas ini membahas mengenai Klasifikasi Macaranga tanarius (L.) M.A dan Kegunaan serta
Dalam penyusunan tugas ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati kami menyampaikan terima kasih banyak kepada pihak yang telah membantu.Kami berharap penyusunan tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
                                                                                        STABAT,   JUNI 2013
BAB I
PENDAHULUAN
        Biologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang menyangkut makhluk hidup.Pelaksanaan suiiatu penelitian tidak pernah lepas dari langkah-langkah yang mendukung hasil penelitian. Langkah-langkah penelitian disebut metode ilmiah, terdiri atas: identifikasi masalah, observasi atau pengumpulan data informasi, menyusun hipotesis (jawaban sementara), perencanaan percobaan berdasarkan hasil observasi,pengumpulan data dan analisis. Biologi atau ilmu hayat adalah ilmu yang mempelajari aspek fisik kehidupan. Istilah "biologi" dipinjam dari bahasa Belanda, biologie, yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, βίος, bios ("hidup") dan λόγος,logos ("lambang", "ilmu"). Istilah "ilmu hayat" dipinjam dari bahasa Arab, juga berarti "ilmu kehidupan". Obyek kajian biologi pada masa kini sangat luas dan mencakup semua makhluk hidup dalam berbagai aspek kehidupannya.
Berbagai cabang biologi mengkhususkan diri pada setiap kelompok organisme, seperti botani (ilmu tentang tumbuhan), zoologi (ilmu tentang hewan), dan mikrobiologi (ilmu tentang jasad renik). Perbedaan-perbedaan dan pengelompokan berdasarkan ciri-ciri fisik kelompok organisme dipelajari dalam sistematika, yang di dalamnya mencakup pula taksonomi dan paleobiologi.
Berbagai aspek kehidupan dikaji pula dalam biologi. Ciri-ciri fisik bagian tubuh dipelajari dalam anatomi dan morfologi, sementara fungsinya dipelajari dalam fisiologi. Perilaku hewan dipelajari dalam etologi. Perkembangan ciri fisik makhluk hidup dalam kurun waktu panjang dipelajari dalam evolusi, sedangkan pertumbuhan dan perkembangan dalam siklus kehidupan dipelajari dalam biologi perkembangan. Interaksi antar sesama makhluk dan dengan alam sekitar mereka dipelajari dalam ekologi; Mekanisme pewarisan sifat—yang berguna dalam upaya menjaga kelangsungan hidup suatu jenis makhluk hidup—dipelajari dalam genetika.
Saat ini bahkan berkembang aspek biologi yang mengkaji kemungkinan berevolusinya makhluk hidup pada masa yang akan datang, juga kemungkinan adanya makhluk hidup di planet-planet selain bumi, yaitu astrobiologi. Sementara itu, perkembangan teknologi memungkinkan pengkajian pada tingkat molekul penyusun organisme melalui biologi molekular serta biokimia, yang banyak didukung oleh perkembangan teknik komputasi melalui bidang bioinformatika.
Ilmu biologi banyak berkembang pada abad ke-19, dengan ilmuwan menemukan bahwa organisme memiliki karakteristik pokok. Biologi kini merupakan subyek pelajaran sekolah dan universitas di seluruh dunia, dengan lebih dari jutaan makalah dibuat setiap tahun dalam susunan luas jurnal biologi dan kedokteran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Pengertian Klasifikasi Mahluk Hidup
Klasifikasi adalah cara yang digunakan untuk mengelompokkan atau menggolongkan mahluk hidup satu dengan mahluk hidup lainnya yang memilki sifat atau ciri yang sama. Pengelompokkan atau klasifikasi dilakukan untuk memudahkan mengenal organisme yang beraneka ragam. Klasifikasi dilakukan menurut keperluannya. Mahluk hidup yang memiliki ciri berbeda tidak dikelompokkan ke dalam golongan yang sama.
Sebenarnya, setiap orang dapat melakukan klasifikasi atas dasar kepentingan masing-masing. Misalnya ayam, kambing dan sapi dikelompokkan ke dalam hewan ternak. Dasar klasifikasinya adalah semua hewan itu dapat diternakkan. Contoh lainnya, kangkung, bayam dan sawi digolongkan kedalam sayuran. Dasar klasifikasinya adalah semua tumbuhan itu dapat dijadikan sayur. Pepaya, pisang dan mangga dikelompokkan ke dalam buah-buahan. Dasar klasifikasinya adalah semua tanaman itu menghasilkan buah yang dapat dimakan.
Para ilmuwan memiliki cara tersendiri dalam mengklasifikasi mahluk hidup. Pengklasifikasian itu mempunyai tata aturan tertentu yang berlaku secara internasional. Karena itu klasifikasi tersebut dikatakan sebagai klasifikasi berdasarkan kode internasional.
Klasifikasi atau pengelompokkan dilakukan secara bertingkat, dari tingkatan tinggi ke tingkatan rendah. Setiap tingkatan pengelompokkan itu disebut takson. Semakin tinggi takson, semakin sedikit persamaan cirinya.
Urutan takson takson dari tingkatan tertinggi ke tingkatan yang lebih rendah adalah seperti berikut : Kingdom (kerajaan, Filum atau divisi, Kelas, Ordo atau bangsa, Famili atau suku, Genus atau marga, dan spesies atau jenis.Ciri-ciri yang menjadi dasar pengelompokkan meliputi ci morfologi (bentuk luar), anatomi (susunan tubuh), fisiologi (faal tubuh), sifat-sifat biokimiawi, dan genetik. Susunan genetic setiap mahluk hidup inilah yang sebenarnya menentukan ciri-ciri morfologi maupun ciri yang lain pada mahluk hidup.
Menurut aturan Kode Internasional Tata Nama Hewan dan Tumbuhan, setiap jenis mahluk hidup dapat digolongkan pada kelompok tertentu. Setiap jenis yang sudah dikenal diberi nama ilmiah yang terdiri dari dua suku kata. Pemberian nama dengan dua suku kata ini dikenal sebagai binomial nomenklatur.
        Suku kata pertama merupakan nama genus (marga), suku kata kedua merupakan penunjuk jenis. Huruf pertama suku kata pertama ditulis dengan huruf capital sedangkan huruf selanjutnya ditulis dengan huruf kecil.
        Penulisan nama ilmiah dibedakan dari penulisan teks lainnya. Misalnya, bila teks dicetak tegak, nama ilmiah dicetak miring. Sebaliknya, bila teks dicetak miring, nama ilmiah dicetak tegak. Bila ditulis tangan, nama ilmiah ditulis dengan diberi garis bawah.
Contoh penulisan nama ilmiah mahluk hidup adalah sebagai berikut.
1.   Oryza sativa (Padi)
2.  Arachis hypogeal (Kacang tanah)
3.  Felis domestica (Kucing)
4.  Rena pipiens (Katak)
2.2 Tahapan klasifikasi
Tahapan klasifikasi meliputi pencandraan/ identifikasi,
pengelompokan, dan pemberian nama kelompok.
a. Pencandraan (identifikasi)
Pencandraan atau identifikasi merupakan pengamatan ciri-ciri atau
sifat-sifat makhluk hidup. Hal-hal yang diamati meliputi morfologi,
anatomi, fisiologi, kromosom, dan tingkah laku. Contoh pencandraan
dengan memperlihatkan data-data berupa: tubuh ditumbuhi rambut,
berkaki empat, memiliki dua mata, dan memiliki kelenjar mammae di
dada. Data tersebut menunjukkan ciri khas makhluk hidup yang
tergolong mamalia.
b. Pengelompokan
Setelah pencandraan, langkah berikut ialah mengelompokkan
makhluk hidup yang memiliki banyak kesamaan berdasarkan
pencandraan dalam kelompok yang sama. Misalnya, kambing, kelinci,
kuda, dan sapi termasuk dalam satu kelompok karena sama-sama
merupakan hewan pemakan tumbuhan. Setelah itu, masuk pada tahap
yang ketiga, yaitu pemberian nama kelompok.
c. Pemberian nama
Berdasarkan contoh pengelompokan di atas, nama kelompok
hewan-hewan tersebut adalah mammalia herbivor. Para ahli taksonomi
telah melakukan penelitian terhadap berbagai jenis hewan dan
tumbuhan di dunia ini. Mereka telah melakukan tahap-tahap klasifikasi
dan akhirnya mampu memberikan nama terhadap makhluk hidup
tersebut. Untuk mempermudah mencari nama makhluk hidup yang
belum kalian kenal, kalian dapat menggunakan kunci determinasi.
2.3 Kunci determinasi
Kunci determinasi digunakan untuk mencari nama tumbuhan atau
hewan yang belum diketahui. Kunci determinasi yang baik adalah kunci
yang dapat digunakan dengan mudah, cepat serta hasil yang diperoleh
tepat. Pada umumnya kunci disusun secara menggarpu (dikotom),
memuat ciri-ciri yang bertentangan satu sama lain. Artinya, apabila
suatu makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang satu, berarti ciri yang lainpasti gugur. Dikenal dua macam kunci determinasi, yaitu kunci
determinasi bertakik (Idented Key) dan kunci determinasi paralel
(Bracketed Key).
a. Contoh kunci determinasi bertakik:
1. Daun berseling
2.Buah berbiji tunggal
3. Bunga biseksual..........................................................Allmania
3. Bunga uniseksual...................................................Amaranthus
2.Buah berbiji banyak...........................................................Celosia
1. Daun berhadapan
4. Kepala putik satu..................................................Althernanthera
4. Kepala putik bercabang dua.....................................Gomphrena
b. Contoh kunci determinasi paralel:
1.a. Daun berhadapan.......................................................................2
1.b. Daun berseling...........................................................................3
2.a. Kepala putik satu..................................................Althernanthera
2.b. Kepala putik bercabang dua.....................................Gomphrena
3.a. Buah berbiji banyak..........................................................Celosia
3.b. Buah berbiji tunggal....................................................................4
4.a. Bunga biseksual.............................................................Allmania
4.b. Bunga uniseksual......................................................Amaranthus
2.4 Macam-macam klasifikasi
Klasifikasi bermanfaat untuk mengetahui hubungan kekerabatan
antara makhluk hidup yang beraneka ragam. Hewan atau tumbuhan
yang masih dekat hubungan kekerabatannya mempunyai banyak
persamaan ciri morfologi. Ada beberapa macam sistem klasifikasi, di
antaranya sistem klasifikasi alami, sistem klasifikasi buatan dan
sistem klasifikasi filogenik.
2.5 Sistem klasifikasi alami
Merupakan suatu cara pengelompokan makhluk hidup
berdasarkan banyaknya persamaaan ciri morfologi yang dimiliki.
Pengamatan dilakukan menggunakan mata telanjang dengan
mengamati bentuk luar tubuh suatu makhluk hidup, antara lain warna,
ukuran tubuh, tinggi/pendek, bentuk daun, bentuk paruh, bentuk kaki
dan bentuk batang.
Penganut sistem ini adalah Aristoteles (384-322 SM). Aristoteles
seorang ahli filsafat Yunani yang mengelompokkan tumbuhan
berdasarkan jumlah kotiledon, ada tidaknya mahkota bunga, dan letak
bakal buah. Selain beliau, Theophrastus (370-285 SM) yang disebut
Bapak Botani dengan karyanya berjudul “History of Plants” yang
berisi pembagian dunia tumbuhan menjadi empat kelompok, antara
lain:
Pohon: tumbuhan yang memiliki batang berkayu, misalnya pohon
mangga dan pohon jeruk.
Semak/Perdu: tumbuhan berkayu, memiliki banyak ranting dan
bercabang pendek, misalnya tanaman pagar atau teh-tehan.
Setengah Semak/Setengah Perdu:
tumbuhan berbatang rendah dengan percabangan banyak dan
mudah patah, misalnya tanaman cabai dan tanaman melati.
Herba/Terna: tanaman yang memiliki batang berair atau berbatang
lunak, misalnya tanaman bayam, kangkung atau sawi.
Kelebihan sistem ini ialah identifikasi yang mudah.
Pengelompokan makhluk hidup yang kurang dikenal masih mungkin
dilakukan dalam sistem klasifikasi ini. Sistem ini juga relatif lebih stabil
karena tidak akan berubah oleh perubahan perkembangan
pengetahuan.
2.6 Sistem klasifikasi buatan
Sistem klasifikasi buatan (artifisial) adalah pengelompokan
makhluk hidup yang didasarkan atas adanya beberapa persamaan
ciri morfologi, alat reproduksi, lingkungan tempat tumbuh, dan daerah
penyebarannya tanpa memperhatikan kesamaan struktur yang
mungkin memperlihatkan hubungan kekerabatan. Misalnya kupukupu
dan kelelawar merupakan satu kelompok karena keduanya
dapat terbang. Penganut sistem klasifikasi ini adalah John Ray
(1627-1705), seorang naturalis Inggris yang menuangkan
pendapatnya dalam Historia Plantarum”, berisi 1800 jenis tumbuhan
yang menggunakan ciri bunga, batang dan akarnya. Klasifikasi ini
kurang teratur dan tidak disertai dengan tata nama. Kelebihan sistem
ini adalah semua orang dapat melakukan pengelompokan makhluk
hidup dengan menentukan sendiri aturan yang digunakan. Dengan
demikian, dasar yang digunakan untuk pengelompokan antar orang
yang berbeda akan berbeda pula.
2.7 Sistem klasifikasi filogenik
Pengelompokan berdasarkan jauh dekatnya hubungan
kekerabatan antar takson (kelompok). Charles Robert Darwin (1859)
dalam bukunya “ On the Origin of Species by Means of Natural
Selection” mengkaitkan antara klasifikasi dan evolusi. Dasar
pemikiran Darwin adalah setiap makhluk hidup mengalami perubahan
sehingga sifat/cirinya berbeda dengan sifat/ciri nenek moyangnya.
Kelebihan sistem klasifikasi ini adalah dapat diketahui adanya
hubungan filogenik antar makhluk hidup yang berada dalam satu
kelompok. Selain itu, banyak informasi yang dapat diperoleh,
misalnya anggota kelompok dapat ditambah dengan mudah dan
kebanyakan makhluk hidup dalam kelompok memiliki ciri dasar yang
diturunkan.
Carolus Linnaeus (1707-1778), sarjana kedokteran dari Swedia
yang sangat besar perhatiannya terhadap bidang botani, menganut
sistem klasifikasi buatan. Linnaeus menyatakan bahwa makhluk hidup
yang memiliki persamaan paling banyak digolongkan dalam tingkatan
yang sama, mengenal adanya tingkatan pengelompokan makhluk
hidup yang disebut takson. Anggota-anggota dalam tingkatan takson
yang semakin tinggi mempunyai persamaan semakin sedikit.
Sebaliknya, makin rendah tingkatan takson, maka semakin banyak
persamaannya. Umumnya kelompok (takson) dari tinggi ke rendah
adalah sebagai berikut:
Kingdom (Dunia)
Phylum (Filum) atau Division (Divisi)
Classis (Kelas)
Ordo (Bangsa)
Familia (Suku)
Genus (Marga)
Species (Spesies/Jenis)
2.8 Klasifikasi tumbuhan dan hewan
Tumbuhan Takson Hewan
Plantae Kingdom Animalia
Spermatophyta Phylum/Division Chordata
Angiospermae Sub Phylum/Sub Division Vertebrata
Dicotyledoneae Classis Mammalia
Rutales Ordo Theria
Rutaceae Familia Marsupialia
Citrus Genus Marcapus
C.macrocarpa
(J. keprok)
Species M. kangaroo
(Kangguru)
Linnaeus juga memelopori cara pemberian nama makhluk hidup
menggunakan sistem penamaan yang dikenal dengan sistem
binomial nomenklatur (sistem tata nama ganda). Ketentuan
penamaan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Nama ilmiah makhluk hidup ditulis dalam bahasa Latin
atau bahasa asing yang dilatinkan. Contohnya, nama ilmiah
melinjo adalah Gnetum gnemon yang berasal dari bahasa Melayu
gnemu.
b. Setiap nama jenis terdiri atas dua suku kata. Kata pertama
menunjukkan nama genus, sedangkan kata kedua menunjukkan
keterangan jenis/spesies (misalnya mammosum= seperti mammae). Contohnya nama ilmiah harimau adalah Felis tigris
dan nama ilmiah padi adalah Oryza sativa.
c. Huruf pertama pada kata pertama ditulis dengan huruf kapital,
misalnya Felis dan Oryza. Adapun huruf pertama pada kata kedua
ditulis dengan huruf kecil, misalnya tigris dan sativa.
d. Nama jenis makhluk hidup dicetak miring, misalnya Oryza sativa
atau dapat juga digarisbawahi, misalnya Felis tigris.
e. Nama varietas ditulis sebagai kata ketiga, misalnya Oryza sativa
glutinosa, yaitu nama lain padi varietas ketan.
Beberapa alternatif sistem klasifikasi menggunakan sistem dua
dunia, sistem tiga dunia, sistem empat dunia, dan sistem lima dunia.
Sistem dua dunia dikategorikan dalam dunia hewan (animalia),
makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri,
memerlukan makhluk hidup lain sebagai sumber makanannya, dan
dapat melakukan gerak berpindah tempat; dan dunia tumbuhan
(plantae), makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri
dengan bantuan sinar matahari, mengubah senyawa anorganik
menjadi senyawa organik, kelompok ini tidak dapat berpindah tempat
meskipun dapat melakukan gerak yang terbatas.
Sistem tiga dunia disusun berdasarkan cara makhluk hidup
memperoleh makanan yang dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1866,
Bangsa Jerman). Sistem ini terdiri atas kingdom protista
(mikroorganisme), kingdom plantae dan kingdom animalia.
Sistem klasifikasi berdasarkan data sekuen dari RNA ribosom
(rRNA) membagi makhluk hidup hidup ke dalam tiga domain yaitu
Bakteria, Archaea dan Eukarya. Anggota domain Bakteria dan
Archaea ialah makhluk hidup prokariot, sedangkan domain Eukarya
ialah makhluk hidup eukariot. Domain Eukarya terdiri dari 5 dunia,
yaitu protista, chromista, fungi, plantae, dan animalia.
Sistem lima dunia dikemukakan oleh Robert H. Whittaker
(1969), meliputi kingdom monera (prokariotik, inti sel tidak
bermembran = ganggang hijau biru dan bakteri), kingdom protista,
kingdom fungi (cendawan), kingdom plantae dan kingdom animalia.
Klasifikasi disusun berdasarkan struktur organisasi internal sel,
struktur organisasi sel, dan tipe nutrisi sel. Sistem ini yang paling
sering digunakan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup hidup.
MANFAAT
Penggunaan
Kayu yang secara lokal digunakan untuk konstruksi rumah
Pemanfaatan dalam keadaan darurat :
Tumbuhan ini bukan untuk dimakan tetapi karena:
 
·        daunnya yang lebar-lebar bagus untuk pembungkus pengganti daun jati dan untuk atap pembuatan bivoac dengan cara dipasang silang menyilang seperti kita menyusun genting.
·        kayu dan rantingnya buat bahan bakar.
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom:Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Euphorbiales
Famili: Euphorbiaceae
Genus: Macaranga
Spesies: Macaranga tanarius (L.) Mull.Arg, Di DC
BEBERAPA GAMBAR DI HUTAN CAGAR ALAM SIBOLANGIT
.


 DAN INI ADALAH FOTO KAMI KETIKA DI CAGAR ALAM SIBOLANGIT
 

HABITAT
Ekologi
Biasanya dalam dipterocarp sangat terdegradasi, Keranga, dan hutan submontane. Juga dekat dengan pantai dan dipengaruhi pasang-sungai, di sepanjang jalan dan di perbukitan dan pegunungan. Sebagian besar pada tanah berpasir atau berbatu.
Tinggi : Sampai 1400 m.
Penyebaran
Dari India, Cina dan Jepang ke selatan barat Pasifik dan Australia. Ditemukan di pulau Kalimantan.
kesimpulan.
Sikap ilmiah dalam kinerja ilmiah bermanfaat untuk menentukan
konsep-konsep biologi. Sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang
biologiwan antara lain jujur, memiliki rasa ingin tahu, sesuai dengan fakta,
berani dan santun, dan dalam melakukan penelitian harus tekun agar
hasil yang diperoleh maksimal.
Objek tingkat organisasi dan persoalan/tema yang dipelajari dalam
biologi mulai dari tingkat kecil berupa susunan molekul dan sel
sampai tingkat tertinggi yaitu bioma.
Klasifikasi adalah suatu cara mengelompokkan segala sesuatu
(objek, organisme, dan lain-lain) berdasarkan aturan tertentu. Tahap
klasifikasi, yaitu pencandraan (identifikasi), pengelompokan, dan
pemberian nama. Tujuan klasifikasi adalah menyederhanakan objek
(penelitian). Sistem klasifikasi berdasarkan pendekatannya dibedakan
menjadi sistem alami, sistem buatan dan sistem filogenik.
Klasifikasi menurut Carolus Linnaeus menggunakan sistem
peralihan alami > buatan. Dalam klasifikasi ini, Linnaeus menyertakan
tatacara dalam pengelompokan dengan aturan pemberian tata nama
ganda yang dikenal sebagai Binomial Nomenklatur. Setiap satu
spesies memiliki satu nama untuk tiap tingkatan takson. Urutan takson
dari tingkat rendah sampai yang tinggi adalah spesies (jenis), genus
(marga), familia(suku), ordo(bangsa), kelas, divisi/filum, kingdom(dunia)
dan domain.
Beberapa alternatif sistem klasifikasi menggunakan sistem dua
dunia, sistem tiga dunia, sistem empat dunia, dan sistem lima dunia.
Sistem dua dunia dikategorikan dalam hewan (animalia) dan tumbuhan
(plantae). Sistem tiga dunia terdiri atas protista (mikroorganisme), plantae
dan animalia.Sistem empat dunia terbagi atas monera, fungi (cendawan),
plantae dan animalia, dan sistem lima dunia terbagi atas monera,
protista, fungi, plantae dan animalia.
BAB III
PENUTUP
kesimpulan.
Sikap ilmiah dalam kinerja ilmiah bermanfaat untuk menentukan
konsep-konsep biologi. Sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang
biologiwan antara lain jujur, memiliki rasa ingin tahu, sesuai dengan fakta,
berani dan santun, dan dalam melakukan penelitian harus tekun agar
hasil yang diperoleh maksimal.
Objek tingkat organisasi dan persoalan/tema yang dipelajari dalam
biologi mulai dari tingkat kecil berupa susunan molekul dan sel
sampai tingkat tertinggi yaitu bioma.
Klasifikasi adalah suatu cara mengelompokkan segala sesuatu
(objek, organisme, dan lain-lain) berdasarkan aturan tertentu. Tahap
klasifikasi, yaitu pencandraan (identifikasi), pengelompokan, dan
pemberian nama. Tujuan klasifikasi adalah menyederhanakan objek
(penelitian). Sistem klasifikasi berdasarkan pendekatannya dibedakan
menjadi sistem alami, sistem buatan dan sistem filogenik.
Klasifikasi menurut Carolus Linnaeus menggunakan sistem
peralihan alami > buatan. Dalam klasifikasi ini, Linnaeus menyertakan
tatacara dalam pengelompokan dengan aturan pemberian tata nama
ganda yang dikenal sebagai Binomial Nomenklatur. Setiap satu
spesies memiliki satu nama untuk tiap tingkatan takson. Urutan takson
dari tingkat rendah sampai yang tinggi adalah spesies (jenis), genus
(marga), familia(suku), ordo(bangsa), kelas, divisi/filum, kingdom(dunia)
dan domain.
Beberapa alternatif sistem klasifikasi menggunakan sistem dua
dunia, sistem tiga dunia, sistem empat dunia, dan sistem lima dunia.
Sistem dua dunia dikategorikan dalam hewan (animalia) dan tumbuhan
(plantae). Sistem tiga dunia terdiri atas protista (mikroorganisme), plantae
dan animalia.Sistem empat dunia terbagi atas monera, fungi (cendawan),
plantae dan animalia, dan sistem lima dunia terbagi atas monera,
protista, fungi, plantae dan animalia.
DAFTAR PUSTAKA
http://indonesiaindonesia.com/f/85029-biologi-kelas-7-klasifikasi-makhluk-hidup/